YBM BRILiaN SBO Malang meresmikan program bantuan permodalan, sarana prasarana usaha, serta pendamping pada (21/09) di Kabupaten Tulungagung – Jawa Timur. Sebelumnya peresmian program ini juga diadakan di 3 titik yang tersebar di Provinsi Jawa Timur, diantaranya Pasuruan, Malang dan Madiun selama bulan September.
Bantuan diberikan kepada 126 pelaku UMKM yang membutuhkan selama bulan September. Uniknya, ke 126 pelaku UMKM ini menggeluti 11 sektor usaha yang berbeda mulai dari olahan pangan, pertanian, perikanan, kelautan hingga budidaya jangkrik. Peresmian ini dihadiri oleh tokoh masyarakat, pejabat setempat dan penerima manfaat.
Dalam sambutannya, Didi Jarot selaku Camat Rejotangan Tulungagung, “Program ini memiliki tujuan menjembatani keterbatasan sumber daya mustahik dengan modal sosial yang dimiliki lembaga zakat melalui program yang berkelanjutan, memberikan bimbingan dan akses modal usaha yang reliable, meningkatkan motivasi jaringan serta akses pasar untuk mengembangkan usaha” pungkas Didi Jarot, Camat Rejotangan – Tulungagung
Pada program ini, para penerima manfaat nantinya akan didukung dari segi permodalan untuk menstimulasi pengembangan usaha dan akan terus diberikan pendampingan. Hal ini dilakukan agar usaha yang dijalani dapat diperbaiki secara SOP, kualitas produk, pemasaran dan pencatatan keuangan. Selain itu, penerima manfaat juga akan mendapat dukungan sarana prasarana produksi, agar kuantitas dan kualitas produksi meningkat. Para penerima manfaat sangat antusias dengan adanya bantuan yang diberikan.
“Saya sangat bersyukur dengan adanya bantuan modal, sarana dan pendampingan usaha dari YBM BRILiaN, sebelumnya saya sangat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, uang yang saya dapatkan dari berjualan sedikit sekali karena modal dan alat yang digunakan terbatas, Alhamdulillah sekarang bisa produksi lebih banyak berkat perlengkapan baru ini” Pungkas Siti Khotijah, salah satu penerima manfaat
Bukan sekedar pemberdayaan ekonomi, Program MIGP ini juga dilengkapi dengan pembinaan literasi keuangan dan peningkatan spiritual secara rutin. Harapannya, pendekatan spiritual ini akan mencetak Muslimpreneur yang juga memiliki kepedulian sosial dan kesalehan spiritual yang berimbang sehingga diharapkan bisa mendorong terwujudnya visi dari “Transformasi mustahik menjadi muzakki”